Elegant Rose

Sabtu, 21 April 2012

Rose of Versailles Ep. 10 : A Beautiful Devil, Jeanne

Diposting oleh Unknown di 7:21 PM
Setelah Raja Louis XV wafat, secara otomatis Putra Mahkota Louis August naik tahta menggantikan mendiang kakeknya. Seluruh rakyat Prancis bersuka cita dan berharap hidup mereka akan lebih mudah dengan Raja baru yang memimpin mereka. Pada tanggal 11 Juni 1775, di Reims Cathedral, diselenggarakanlah penobatan raja Prancis yang baru dengan Gelar Raja Louis XVI. Sesuai tradisi, Louis XVI berjalan sendirian di tengan menaiki 40 anak tangga dan di mahkotai. Dengan begitu Louis XVI sah menjadi raja Prancis, sedangkan istrinya Marie Antoinette menjadi ratu Prancis. Saat itu usia mereka begitu muda. Raja Louis XVI baru berusia 19 tahun sedangkan Ratu Marie Antoinette berusia 18 tahun. Sebuah beban dan tanggung jawab yang sangat berat harus mereka pikul mulai saat itu hingga seterusnya.

Pada hari itu juga, setelah upacara penobatan Raja dan Ratu baru mengunjungu Sekolah Louis Le Grand untuk menyaksikan pidato ucapan selamat. Di sana seorang pemuda berwajah pucat membacakan pidato ucapan selamat. Pemuda itu menarik perhatian Raja Louis XVI. Sang raja pun penasaran, dan menanyakan nama pemuda pucat tadi kepada salah satu ajudannya. Dari ajudannya tersebut, diketahui nama pemuda pucat tadi adalah Maximillien d’Robespierre dari jurusan Hukum. Robespierre inilah yang kelak menjadi pemimpin revolusi prancis di kemudian hari. 

Di sudut kota Paris, rakyat masih saja membicarakan harapan mereka dengan adanya raja baru, harga kebutuhan hidup akan menurun. Seorang gadis muda bernama Rosalie mendengar pembicaraan mereka. Dalam hati kecilnya dia juga berharap semua itu benar. Dia merasakan sulitnya mencari uang untuk makan, sementara ibunya masih saja sakit-sakitan. Karena terlalu sibuk berpikir, Rosalie tidak memperhatikan ada kereta kuda melaju cepat dari arah belakang. Dia menyingkir ke pinggir jalan dan terjatuh. Hampir saja dia tertabrak. Namun dia sempat melihat seorang gadis muda yang duduk di dalam kereta kuda itu. Dia terkejut karena gadis itu adalah Jeanne, kakaknya. Karena penasaran, Rosalie mengikuti kereta kuda tersebut. Hingga akhirnya kereta kuda itu berhenti di depan sebuah rumah megah milik seorang bangsawan. Awalnya Rosalie tidak yakin bahwa yang dia lihat itu adalah kakaknya. Kemudian Rosalie memasuki pekarangan rumah itu dan mengintip ke dalam melalui jendela. Dia melihat Jeanne sedang tertawa. Setelah melihat dari dekat, dia yakin itu adalah kakaknya. Namun Rosalie tidak dapat masuk ke dalam rumah itu, karena dia tidak ingin Jeanne dipermalukan dengan dirinya dan pakaiannya yang kotor. Maka Rosalie pun pulang ke rumah.

Sementara itu, Jeanne sangat disayang oleh bangsawan pemilik rumah megah itu, Marquise Brandvillier. Wanita separuh baya itu mengajari Jeanne segala sesuatu yang harus dipelajari oleh gadis bangsawan, dan dia senang sekali karena Jeanne belajar dengan cepat. Dia berkata Jeanne akan diterima di kalangan bangsawan sebagai gadis yang baik. Namun Jeanne yang diam-diam memiliki sifat yang tamak, tidak puas dengan hanya mendapatkan hidupnya yang sekarang. Dia memimpikan hidup seperti seorang ratu di istana Versailles, dan dia akan melakukan apa saja untuk mencapai impiannya itu.

Saat itu prancis yang telah mendapatkan raja baru, belum juga merasakan perubahan. Sepertinya harapan rakyat tidak atau paling tidak belum terwujud. Harga kebutuhan masih saja mahal. Dengan perut kelaparan, Rosalie berjalan kesana-kemari mencari pekerjaan untuk membeli makanan dan obat untuk ibunya. Akhirnya dia memberanikan diri untu mendatangi Jeanne untuk meminta bantuan. Jeanne menyambut Rosalie dengan hangat. Rosalie lega karena Jeanne ternyata tidak mengusirnya. Dia bahkan mengajak Rosalie masuk ke dalam rumah. Di dalam rumah itu ternyata sedang kedatangan tamu para wanita bangsawan. Kepada para wanita itu, Jeanne mengatakan bahwa Rosalie adalah pembantunya di desa yang datang mengunjunginya untuk meminta bantuan. Jeanne kemudian menyuruh Rosalie menunggu di ruangan sempit yang penuh dengan sarang laba-laba. Namun tiba-tiba saja masuklah seorang pria dengan cambuk di tangannya. Pria itu memperkenalkan dirinya sebagai Nicolas de la Motte, pacar Jeanne. Nicolas ingin memberi perhitungan pada Rosalie agar tidak mengancam Jeanne lagi. Rosalie terkejut, dia tidak merasa mengancam Jeanne. Nicolas mencambuki Rosalie. Dengan penuh luka fisik dan luka di hatinya Rosalie pun pergi meninggalkan kediaman Jeanne.

Jeanne yang menyaksikan Rosalie berjalan menjauh, tertawa puas. Dia yakin Rosalie tidak akan berani kembali menemui dirinya lagi. Tidak di saat dia harus menonjolkan dirinya di antara kalangan bangsawan. Dia tidak ingin orang yang mengetahui masa lalunya ada di dekatnya. Sedangkan Nicolas de la Motte adalah seorang pria bodoh yang tergila-gila pada Jeanne dan mau melakukan apa saja untuknya. Maka Jeanne pun menyusun rencana dan memanfaatkan Nicolas untuk membantunya melaksanakan rencana selanjutnya yaitu mendapatkan harta Marquise Brandvillier.

Hari sudah malam, namun Rosalie masih berkeliling mencari pekerjaan. Kini dia sudah tidak memiliki uang sepeser pun. Bahkan untuk membeli roti pun dia tak punya. Di tengah jalan, dia menabrak Count  Mirabeau yang sedang mabuk. Count Mirabeau memarahi Rosalie, namun kemarahannya berhenti tiba-tiba ketika dia melihat wajah Rosalie. Dia mengajak Rosalie ke rumahnya, dan akan membayarnya dengan harga mahal. Rosalie merasa terhina dan menampar Count Mirabeau. Tiba-tiba salah satu pengawal Count Miraeau memanggilnya, dan membawa Count Mirabeau yang mabuk pergi dari situ. Sepeninggalan mereka, kata-kata Count Mirabeau tadi masih terngiang-ngiang di telinga Rosalie. Dia sangat membutuhkan uang. Namun dia takut untuk melakukan pekerjaan seperti yang ditawarkan Count Mirabeau tadi.

Sebuah kereta kuda mewah milik seorang bangsawan datang ke arah Rosalie. Tanpa piker panjang, Rosalie pun menghadang kereta kuda itu. Rupanya itu adalah kereta kuda milik keluarga de Jarjayes. Oscar, putri bungsu Jendral Jarjayes beserta temannya Andre Grandier ada di dalam kereta tersebut. Karena terkejut melihat gadis muda dengan pakaian kotor itu, Oscar pun menyuruh sang kusir berhenti. “Tuan, kumohon. Belilah saya untuk semalam”, kata Rosalie dengan takut-takut. Oscar kaget, rupanya gadis itu menyangka dirinya adalah pria karena berpakaian seragam prajurit. Oscar tertawa terbahak-bahak mendengarkan permintaan gadis kumuh itu. “Hei, hei! Coba kau perhatikan baik-baik. Aku ini juga perempuan. Biarpun gratis juga aku tidak akan mau…” kata Oscar. Rosalie pun terperangah. Kemudian menangis tersedu-sedu. Oscar yang merasa iba kepada Rosalie menanyakan nama dan alasan kenapa dia menjadi seperti itu. Dengan tersedu-sedu, Rosalie pun menceritakan dirinya sangat membutuhkan uang untuk ibunya yang sakit dan dia belum juga menemukan pekerjaan. Oscar pun memberikan sekeping uang untuk Rosalie dan menyuruhnya berjanji untuk tidak melakukan hal bodoh itu lagi. Kemudia Oscar pun pergi. Rosalie terkejut  karena ternyata sekeping uang itu adalah livre emas. Baginya satu livre itu sangat banyak. Rosalie berusaha mengejar nona bangsawan yang memberinya satu livre itu. Namun ‘Nona dalam kereta kuda’ itu sudah pergi menjauh dengan kereta kudanya.

Cerita beralih ke kediaman bangsawan Brandvillier. Jeanne akhirnya menerima cinta Nicolas dan mau menikah dengannya. Namun Nicolas harus mau menuruti permintaannya untuk membantunya merebut harta Marquise Brandvillier. Maka malam itu juga mereka melaksanakan rencana itu. Terjadi kebakaran di rumah Marquise Brandvillier malam itu. Sang Marquise panik dan berlarian mencari Jeanne untuk menyuruhnya menyelamatkan diri. Namun dia terkejut melihat Nicolas mendekatinya dengan membawa obor dengan api di atasnya. Nicolas menjatuhkan api itu kebawah balkon dan membakar karpet dan sofa. Nicolas kemudian mendekati sang Marquise dan mencekiknya lalu menjatuhkannya ke kobaran api di bawah balkon. Sang Marquise pun tewas.

Keesokan harinya, Marquise Brandvillier pun dimakamkan. Jeanne berlagak sedih dengan kematian sang Marquise. Oscar yang mengunjungi rumah duka merasa heran melihat Jeanne, karena sebelumnya dia tidak pernah tahu soal Jeanne yang katanya keluarga jauh Marquise Brandvillier dan merupakan keturunan dinasti valois. Di sana Oscar juga melihat Cardinal Rohan, yang dulunya merupakan duta prancis untuk Austria, namun karena kegenitannya, Ratu Marie Therese tidak menyukainya dan memulangkannya ke Prancis. Jeanne kemudian menyerahkan sebuah amplop berisi surat wasiat Marquise Brandvillier kepada Cardinal Rohan. Sang cardinal yakin itu adalah tulisan marquise. Padahal surat itu adalah surat wasiat palsu dengan tulisan tiruan oleh seorang ahli pemalsu surat bernama Retaux. Di dalam surat itu, tertulis bahwa Marquise Brandvillier mewariskan seluruh harta kekayaannya kepada Jeanne. Dengan begitu harta Marquise Brandvillier jatuh ke tangan Jeanne. Sementara itu Oscar merasa ada yang tidak beres. Oscar mencium gelagat tidak baik pada kedua orang itu. Mungkin firasat Oscar ini benar karena kedua orang itulah yang akan membuat malapetaka besar di kemudian hari.

Previous Episode: "The Sun Sets, The Sun Rises"

Facebook Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Merci Beaucoup ^^

 

Versailles No Bara Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | Illustration by Enakei | Blogger Blog Templates